Kupergi dengan pengembara malam
Kulintasi pasir pantai di ujung tak bermata
Semakin jauh telinga senyap
Hanya debur gelora ombak
Kadang menggelegar, kepyar, lembut, dan senyap
Dibatas pergantian senyap mulahilah nuansa asing
Suara tangisan malam………
Mengapa malam begini ada raungan….
Mata ku pejam
makin keras tangis lampaui gelegar ombak
Angin malam tusuk jiwa
Tak ada orang tak ada setan terperangkap
Rupanya pasir terbuai badai alas tangisan
Pasir-pasir terpaksa pindah kenegeri orang
Pasir-pasir menangis karena
Laut tak hasilkan ikan untuknya
Tanah tak hasilkan padi untuknya
Tambang tak hasilkan minyak untuknya
Gedung tak jadi tempat berpijak untuknya
makin keras raungannya
Ketika pasir pasir itu dicumbui badai kota
Manix-manix, harta uang lenyap
Pasir tinggal telanjang dandani solek pantai
Berhias bibir, tertawa basi…..
Siapa mau tolong
Pasir mati jiwa malam itu ……
Adakah malaikat terpikat turun ?
Adakah partai peduli ?
Adakah pembesar telanjang bersimpuh abu tangis ?
Rupanya teman pasir hanyalah
riak ombak dan angin malam bisu dan tuli……
PARANGTRITIS 1 JANUARI 2008 JAM 8 PAGI
Kamis, 01 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar